UMKM adalah tulang punggung perekonomian Indonesia. Kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai 62,2% pada tahun 2022 [Sumber: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia]. Namun, di tengah peran vitalnya, UMKM Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan yang krusial adalah implementasi analisis data secara konsisten.
Perusahaan yang berhasil memanfaatkan data untuk membuat keputusan yang cerdas akan unggul dalam persaingan. Namun, bagi UMKM di Indonesia, membangun kultur berbasis data seringkali terhalang oleh anggaran yang terbatas. Tetapi jangan khawatir, kabar baiknya adalah kultur ini bisa dibangun secara kreatif dan hemat biaya.
UMKM: Tulang punggung ekonomi, namun minim data UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia, menyerap tenaga kerja, dan melahirkan inovasi. Namun, kebanyakan UMKM belum memanfaatkan kekuatan data. Teman-teman UMKM kerap fokus pada “jualan” sehari-hari, tanpa menyadari harta karun terpendam dalam catatan penjualan, persediaan, dan interaksi pelanggan. Apakah Anda juga demikian? Disinilah peran teman-teman analis data muda! […]
UMKM, tulang punggung perekonomian Indonesia, tengah menghadapi era baru yang serba digital. Di tengah gempuran platform daring dan pesatnya arus informasi, para pelaku UMKM, baik pemilik bisnis maupun tim yang menjalankan bisnis tersebut, dituntut untuk melek data dan digital. Literasi data dan digital yang kuat akan menjadi senjata ampuh UMKM untuk bertahan dan bertumbuh dengan efektif.
Bisnis retail Indonesia sedang mengalami transformasi digital yang pesat. Marketplace online seperti Shopee, Lazada, dan Tokopedia menjadi platform belanja utama bagi masyarakat Indonesia. Pemahaman mengenai perilaku pelanggan di Indonesia menjelajah produk secara online menjadi hal yang menarik untuk kita dalami.